Memperingati Hari Disabilitas, AMSA-Unsyiah Gelar Webinar Perspektif Disabilitas dalam Hukum, Psikologi dan Kehidupan Sosial
Asian Medical Students’ Association (AMSA) Universitas Syiah Kuala merupakan salah satu organisasi mahasiswa kedokteran Indonesia yang menjadi wadah bagi mahasiswa kedokteran untuk terus berkarya dan berinovasi.
Dalam rangka memperingati Hari Disabilitas Internasional yang jatuh pada 3 Desember 2020, AMSA-Unsyiah mengadakan sebuah acara yang berjudul We Stand Together. Rangkaian kegiatan We Stand Together terdiri dari online campaign, talkshow dan charity webinar. We Stand Together diadakan dengan tujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat secara luas mengenai hak-hak difabel khususnya di Indonesia dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya keberadaan difabel di lingkungan sosial.
Rangkaian kegiatan kedua adalah talkshow yang diadakan melalui live Instagram pada 16 Februari 2021. Talkshow yang bertemakan “Disability 101: Things You Should Know About Disability” ini berkolaborasi dengan dr.Mira, SpKFR sebagai narasumber. Pada talskhow ini dr.Mira, SpKFR membahas hal-hal dasar mengenai disabilitas hingga pelayanan Kesehatan yang disediakan untuk difabel.
Rangkaian kegiatan terakhir adalah charity webinar yang diadakan secara virtual melalui Zoom Meeting pada 20 Februari 2021. Pada charity webinar ini terdapat dua segmen, yang pertama adalah segmen penyampaian materi dengan tema “Disability in the Eye of the Law” dan segmen kedua adalah sharing session dengan tema “How They See Us: Diversity Doesn’t Mean Different”. Pada segmen pertama, materi dibawakan oleh Bapak Ahmad Taufan Damanik sebagai Ketua Komnnas HAM Indonesia. Beliau memberikan penjelasan mengenai hak-hak disabilitas, hukum yang mengatur hak-hak disabilitas di Indonesia sampai kepada bagaimana usaha pemerintah dalam memenuhi dan memberikan perlindungan kepada disabilitas.
Sharing session diisi oleh Lutvi Abdullah sebagai Biomedicine Researcher dan Chika Aulia, S.Psi sebagai seorang Psikolog. Dimana pada segmen kedua ini, Lutvi Abdullah berbagi cerita kehidupannya sebagai seorang difabel yang berprestasi dan Chika Aulia, S.Psi memberikan penjelasan mengenai kondisi psikologis yang dapat dialami oleh seorang difabel dari kondisi lingkungannya.
M. Raihan Tatroman sebagai Ketua Pelaksana We Stand Together 2021 mengatakan, “kehadiran narasumber yang sudah menjadi pakar dalam bidangnya menjadi harapan bagi AMSA-Unsyiah agar kegiatan ini bisa meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap keberadaan difabel dan memberikan pemahaman mengenai hak-hak difabel khususnya di Indonesia.”